Dalam menjaga produktivitas unggas khususnya peternakan layer, para peternak harus melakukan pengawasan kesehatan secara ketat. Terlebih wilayah Indonesia memiliki iklim tropis yang memudahkan berkembangnya berbagai macam penyakit.
Pola pemeliharaan layer terbilang membutuhkan waktu lama dan rentan terhadap penyakit yang biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Banyak kasus di lapangan, ayam yang dipelihara terjangkit parasit yang mengakibatkan helminthiasis atau cacingan sehingga meresahkan para peternak layer.
Infeksi saluran pencernaan karena adanya cacing kerap menjadi kendala dalam produktivitas ternak. Hal ini seringkali dialami oleh peternak hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun, sebuah peternakan di kota Payakumbuh, Sumatra Barat telah berhasil mengatasi infeksi cacing di peternakannya.
Jon Eddi Farm merupakan salah satu peternakan layer yang terus berkembang sejak tahun 1998. Subekti Alneri selaku Kepala Pengawas Jon Eddi Farm atau sering disapa Neri, menceritakan pengalamannya dalam mengatasi infeksi cacing yang kerap terjadi di peternakan yang ditanganinya. Menurutnya, berbagai faktor seperti kebersihan kandang dan lingkungan menjadi penyebab munculnya infeksi ini.
Faktor lingkungan sangat berpengaruh. Misalnya banyaknya lalat yang berkeliaran di sekitar kandang bisa membawa infeksi cacing pita atau cacing gelang dari peternakan yang lain. Adanya infeksi cacing pada layer sangat berpengaruh pada produktivitas, hasilnya produksi telur menurun dikarenakan nutrisi tidak terserap dengan baik,” jelas Neri.
Pengalaman berharga
Puluhan tahun memelihara peternakan layer, membuat Subekti Alneri sangat berpengalaman dalam menangani cacingan. “Kami selalu memberikan obat cacing secara rutin minimal setiap tujuh minggu sekali untuk pencegahan,” ujarnya.
Ia pun menceritakan pengalaman lainnya menggunakan produk-produk obat cacing yang banyak dijual di pasaran. Berbagai macam produk telah ia gunakan, akan tetapi banyak di antara produk obat cacing tersebut tidak efektif mengatasi infeksi cacing.
Neri pun akhirnya mencoba produk LEVAMID atas rekomendasi personil Medion yang selalu berkunjung ke peternakannya. “Setelah kami membandingkan, ternyata LEVAMID menampakkan hasil yang sangat baik dibandingkan yang lain. Produk dari Medion ini lebih menonjol hasilnya, cacing pun keluar lebih banyak. Terbukti ampuh membasmi cacing pita dan gelang sehingga produktivitas terjaga. Pelayanan dari personil Medion juga sangat baik, kami sangat puas,” ujarnya.
Pemberian obat cacing ini harus berulang dan sesuai dengan anjuran yang telah direkomendasikan oleh Medion. Neri mengungkapkan bahwa pemberian LEVAMID sebanyak 0,2 gram/kg BB layer miliknya, sangat efektif dan terlihat hasilnya dalam membasmi cacing. Caranya pakan ayam harus dikondisikan habis sehari sebelumnya, sehingga ayam dalam keadaan lapar di keesokan harinya. Campurkan LEVAMID ke dalam pakan sesuai dosis. Ayam yang lapar akan langsung menghabiskan pakan tersebut.
“Hasilnya sangat memuaskan, aman dan mudah diberikan kepada ternak. LEVAMID tuntas membasmi cacing, produksi telur membaik, kualitas kerabang lebih tebal dan penggunaan vaksin pun lebih efektif,” tuturnya.
Selain itu, Neri sangat terbantu dengan ketersediaan LEVAMID yang mudah didapatkan. Menurutnya pemilihan kemasan yang dipasarkan sangat tepat, sesuai dengan kebutuhan peternak dan terjamin kualitasnya.
“Kami selalu merekomendasikan LEVAMID kepada sesama rekan peternak lainnya di Payakumbuh. Kami berharap Medion selalu menjaga kualitas dan terus berinovasi menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi para peternak Indonesia,” pungkasnya